Rabu (28/8/2024), Dinsos melakukan pembinaan karang werda yang diikuti oleh 85 lansia karang werda Kota Pasuruan di Pondok Lansia Kota Madiun dengan tujuan menambah pengetahuan mengenai penanganan lansia terlantar di Kota Madiun.
“Hari ini ada 68 perwakilan karang werda dari kelurahan-kelurahan, ada juga 5 orang dari Kelurahan Pohjentrek yang kemarin menjadi juara 1 karang werda berprestasi tingkat Provinsi Jawa Timur, ada dari pengurus karang werda Kota Pasuruan sejumlah 14 orang. Juga ada dari PKK dan beberapa staf Dinsos.” Ujar Kokoh Arie Hidayat, Kepala Dinas Sosial Kota Pasuruan dalam sambutannya.
Pada kesempatan ini, Kokoh menunjukkan apresiasinya terhadap Pondok Lansia Kota Madiun yang begitu luar biasa, menunjukkan bahwa Kota Madiun sangat memperhatikan penanganan lansianya. Begitu juga di Kota Pasuruan, Kokoh berharap meski Kota Pasuruan belum memiliki Pondok Lansia, tetapi penanganan lansia di Kota Pasuruan semakin baik dan paripurna.
“Semoga walaupun Kota Pasuruan tidak memiliki bangunan yang sebesar ini, tetapi yang penting penanganan lansia di Kota Pasuruan tetap baik, tentunya dengan dukungan bapak ibu karang werda. Insyaallah kita akan memperhatikan bapak ibu lansia hingga yang terlantar pun akan ditangani hingga paripurna. Paripurna artinya akan dikembalikan ke keluarga atau dimasukkan ke panti.” Ucapnya.
Kepala Dinas Sosial PPPA Kota Madiun, Heri Suwartono menjelaskan latar belakang didirikannya Pondok Lansia Kota Madiun karena beberapa permasalahan sosial utamanya terkait lansia terlantar yang dirawat di Shelter Dinsos PPPA Madiun melebihi waktu yang telah ditetapkan yaitu selama 7 hari. Hal ini dikarenakan pada saat Dinsos PPPA Madiun akan mengirim lansia terlantar ke UPT Panti Lansia milik provinsi/ pusat harus menunggu antrian dan memastikan bahwa lansia terlantar memenuhi syarat.
“Permasalahan lansia yang terlantar maupun PPKS lain ini di shelter kami lebih dari 7 hari. Sesuai SPM itu hanya 7 hari, tetapi ternyata sampai tahunan. Ketika kita akan mengirim lansia terlantar kepada panti provinsi/ pusat, jawabannya selalu penuh atau syaratnya harus bisa merawat dirinya sendiri. Nah kami ini punya 200 lansia ngebrok dan setengahnya tidak memiliki keluarga.” Jelasnya.
Heri mengatakan bahwa sebelumnya Dinsos PPPA Kota Madiun telah bersurat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kemensos, hingga Kemendagri perihal pendirian Pondok Lansia Kota Madiun dengan kapasitas 200 orang, dengan harapan mengentaskan lansia terlantar di Kota Madiun.
“Sarana prasarana sudah lengkap, ini daya tampungnya 200 tempat tidur. Sekarang sudah terisi, kemarin ada yang meninggal 1 jadi tersisa 5 orang dan di shelter lama ada 6 orang sehingga jumlahnya 11 orang.” Katanya.
Heri menambahkan bahwa Pondok Lansia Kota Madiun ini disamping tempat untuk menampung lansia terlantar, juga diharap menjadi tempat pemberdayaan bagi lansia di Kota Madiun karena telah dilengkapi beberapa fasilitas seperti taman baca dan pelayanan kesehatan.
“Selain mengentaskan keterlantaran, kami juga sifatnya pemberdayaan. Jadi bagi lansia yang ingin happy-happy dan berkegiatan, kami wadahi disini.” Ungkapnya.
Pondok Lansia Kota Madiun memotivasi Dinsos Kota Pasuruan untuk menyediakan shelter yang layak bagi lansia terlantar maupun PPKS terlantar lainnya.
Tidak hanya melakukan pembinaan di Pondok Lansia Kota Madiun, Dinsos Kota Pasuruan juga mengadakan kegiatan pembinaan karang werda di Hotel Atria Magelang yang diisi dengan pemaparan materi terkait pentingnya menjaga kesehatan mental bagi lansia mulai dari bagaimana cara melakukan self healing hingga diajarkan beberapa gerakan untuk mengurangi stress.
Pada hari berikutnya, Kamis (29/8/2024) Dinsos berkesempatan untuk mengunjungi Dinsos Kota Magelang untuk berdiskusi terkait program Dinsos terutama mengenai penanganan lansia yang nantinya dapat diterapkan di Kota Pasuruan.
Kepala Dinas Sosial Kota Magelang, Bambang Nuryanta juga turut mengundang Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, Istikomah untuk memaparkan program terkait kampung santun lansia dan kesehatan lansia.