Kepala Dinas Sosial, Kokoh Arie Hidayat menghadiri penutupan kegiatan tetirah anak di UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (PPSPA) Batu pada Jumat (27/12/2024).
Sebelumnya pada tanggal 3 Desember 2024, Dinsos telah mengirimkan 50 siswa dari 3 sekolah yaitu MI Muhammadiyah 1, MI Roudlatus Salafiyah, dan MI As-Sunniyyah untuk mengikuti kegiatan tetirah anak selama 25 hari dan orang tua mendapat kesempatan mengunjungi anak di hari ke-15.
Kokoh menjelaskan bahwa ada 5 Manfaat yang bisa didapat anak melalui kegiatan tetirah anak ini, diantaranya mengembangkan karakter anak menjadi lebih mandiri dan disiplin, memberikan edukasi serta rekreasi, melatih kemampuan interaksi sosial anak, dan mengajarkan keterampilan hidup seperti mengambil keputusan sendiri.
Saat ditanya, hal yang paling disukai anak-anak pada kegiatan ini adalah bisa beraktifitas bersama banyak teman dan belajar hidup mandiri.
“Pengalaman disini menyenangkan karena bisa tidur dan makan bersama teman-teman, bisa belajar mandiri seperti mencuci pakaian dan berani ke kamar mandi sendiri. Ini menjadi kenangan saya setelah lulus SD.” Ujar salah satu peserta tetirah anak.
Yang menarik, Kokoh mengatakan bahwa ada 1 anak yang bercita-cita sebagai pemadam kebakaran. Tidak banyak anak yang ingin menjadi pemadam kebakaran, sehingga orang tua diharapkan memberi dukungan terhadap cita-cita tersebut.
“Jadi anak itu kalau mempunyai pemikiran out of the box harus didukung. Jadi dia sudah punya pemikiran kreatif dan inovatif, cara berpikirnya lain dengan anak kebanyakan.” Kata Kokoh.
Kokoh juga berharap kegiatan tetirah ini benar-benar memberi manfaat bagi anak-anak hingga kembali ke rumah masing-masing. Kokoh meminta pembiasaan yang diajarkan selama mengikuti tetirah anak tetap diterapkan dirumah dan diawasi oleh orang tua.
“Harapannya setelah dirumah anak-anak jangan dilepas. Kalau disini tidak boleh memegang HP, tolong dirumah juga diperlakukan sama. Sehingga mereka ini tidak terpengaruh oleh gadget. Jadi apa yang sudah dilatih disini, harus diterapkan dirumah.” Harapnya.
Pada saat orang tua mengunjungi anak-anak, orang tua diberi fasilitas untuk berkonsultasi dengan psikolog terkait perkembangan mental dan karakter anak. Menurut pembimbing dan psikolog, selama mengikuti kegiatan tetirah anak tidak ditemukan permasalahan yang berarti pada anak. Hanya saja kebanyakan anak masih kurang percaya diri.
Penutupan kegiatan tetirah anak ini diisi dengan berbagai penampilan seperti tari tradisional, hadrah al-banjari, pembacaan Al-Quran serta dilakukan simbolis pelepasan peserta tetirah anak, pemberian sertifikat bagi guru pendamping, dan pemberian hadiah lomba kebersihan kamar.
Masih dalam rangka peringatan Hari Ibu, anak-anak juga menampilkan pertunjukan angklung dan paduan suara dengan lagu bertema ibu yang membuat seluruh orang tua terharu.