Kadinsos Monitoring Penyaluran Bansos APBD Tahap II Untuk Melihat Ketepatan Sasaran Hasil Verifikasi dan Validasi
Kepala Dinas Sosial, Kokoh Arie Hidayat melakukan monitoring penyaluran bantuan sosial APBD Tahap II Tahun 2023 di 4 kecamatan se-Kota Pasuruan yang dilaksanakan pada 29-30 Juli 2023.
Kokoh mengatakan bahwa bantuan sosial APBD Tahap II ini diserahkan kepada 2880 KPM. Sebanyak 2851 KPM menerima bantuan Rp. 600.000,- dan sisanya 29 KPM menerima Rp. 1.200.000,- karena pada penyaluran tahap I, domisili 29 KPM ini tidak ditemukan saat verifikasi dan validasi.
“Hari ini dilakukan pembagian bansos APBD tahap II jumlahnya 2880 yang terdiri dari 2851 KPM itu di terimakan Rp. 200.000,- x 3 bulan yaitu April, Mei, Juni. Kemudian yang 29 KPM itu diterimakan yang belum menerima sejak Januari. Jadi 29 orang ini ketika dilakukan verifikasi validasi tidak ditemukan di tempat domisilinya. Sehingga harus dicek kembali domisilinya yang sekarang diduduki oleh yang bersangkutan.” Ujar Kokoh.
Kokoh juga memaparkan bahwa data 2880 KPM itu terdiri dari Kec. Bugul Kidul 483 KPM, Kec. Gadingrejo 676 KPM, Kec. Panggungrejo 1032 KPM, dan Kec. Purworejo 689 KPM.
Kokoh menjelaskan bahwa penerima bantuan sosial APBD ini merupakan hasil dari verifikasi dan validasi. Dinsos terus melakukan verifikasi dan validasi data agar bantuan sosial diberikan tepat sasaran.
“Saya kesini untuk mengecek ketepatan sasaran dan pemberian bantuan. Saya lihat masih ada beberapa yang menurut saya masih belum tepat sasaran. Sehingga nanti perlu di verifikasi dan validasi kembali.” Kata Kokoh.
Kokoh juga menghimbau bahwa masyarakat boleh menyanggah apabila ada penerima bantuan yang tidak layak. Sehingga nantinya seluruh penerima bantuan sosial benar-benar layak dan tepat sasaran.
“Misalnya ada tetangganya penerima bantuan sudah mampu atau pekerja gajinya diatas UMK, itu harus segera dilaporkan kepada Dinas Sosial untuk dilakukan verifikasi dan validasi kembali.” Imbuhnya.
Maimunah, salah satu KPM asal Kel. Sekargadung mengungkapkan rasa bahagianya mendapat bansos yang dapat digunakan untuk membeli keperluan sehari-hari dan obat-obatan.
“Alhamdulillah bungah (bahagia). Dapat bantuan ini kan bahagia. Bisa digunakan untuk membeli jamu, gula, untuk belanja, beli jamu dan obat-obatan.” Ujar Maimunah.
Kadinsos juga mewawancarai 3 lansia WRSE (Wanita Rawan Sosial Ekonomi) yang dimasa tuanya masih bekerja mencari rongsokan, berjualan kue keliling, dan menjadi juru masak panggilan. Kokoh mengatakan bahwa lansia-lansia tersebut merupakan contoh KPM tepat sasaran.
“Nah, panjenengan-panjenengan ini namanya tepat sasaran. Tepat sasaran karena memang butuh bantuan.” Ucapnya.