Jumat (22/11/2024), Dinsos Kota Pasuruan menerima kunjungan dari Dinsos Kabupaten Pamekasan terkait perbaikan data DTKS dan penggunaan aplikasi Lastri (Layanan Sosial Terintegrasi). Setelah sebelumnya, Dinsos Kota Pasuruan juga menerima kunjungan dari Komisi IV DPRD Kabupaten Pamekasan terkait hal yang sama pada Selasa (19/11/2024).
Sekretaris Dinsos Kabupaten Pamekasan mengungkapkan ada sesuatu yang lebih di Kota Pasuruan yang menjadi alasan Dinsos Kabupaten Pamekasan dan Komisi IV DPRD Kabupaten Pamekasan berkunjung ke Kota Pasuruan terutama mengenai penurunan data DTKS.
“Salah satu yang bapak sampaikan tadi mampu mengurangi angka DTKS dengan aplikasi Lastri. Ini kan luar biasa, karena di kami bukan berkurang malah bertambah.” Ujarnya.
Sekretaris Dinsos Kabupaten Pamekasan menjelaskan saat ini hampir 80% dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Pamekasan terdaftar dalam DTKS. Hal tersebut berbanding terbalik dengan angka kemiskinan yang hanya 13% dan kemiskinan ekstrem yang sudah nol koma sekian persen.
“Kalau itu dijadikan data kemiskinan, ya hancur itu. Padahal kita untuk kemiskinan ekstrem sudah nol koma sekian persen, angka kemiskinan kita sekitar 13%, jadi kalau dibandingkan dengan data DTKS terlalu jauh.” Jelasnya.
Maka Dinsos Kabupaten Pamekasan ingin mengetahui langkah apa saja yang telah dilakukan Dinsos Kota Pasuruan hingga jumlah DTKS menurun drastis serta penggunaan aplikasi Lastri dan perkembangan yang terjadi terutama pada data penerima bantuan.
Kepala Dinas Sosial, Kokoh Arie Hidayat menerangkan bahwa sejak resmi menjadi Kepala Dinas Sosial pada akhir tahun 2022 dan diamanahi untuk memperbaiki data, Kokoh segera melakukan verifikasi dan validasi DTKS menggunakan instrumen pendataan aplikasi Appsheet yang menjadi cikal bakal adanya Aplikasi Lastri sehingga hasil verifikasi dan validasi DTKS dapat terdokumentasikan dengan baik.
“Jadi kita itu punya data penerima bantuan mulai dari hasil asesmen berdasarkan kriteria kemiskinan, keadaan ekonomi dan penghasilannya berapa, hingga foto rumah dan titik koordinat lokasi rumahnya.” Jelas Kokoh.
Verifikasi dan validasi DTKS yang dilakukan sejak 2022 berhasil menurunkan hampir 3 kali lipat dari jumlah awal sekitar 145.000 menjadi 59.521. Hingga saat ini Dinsos Kota Pasuruan masih terus berupaya agar penduduk yang terdaftar dalam DTKS benar-benar tepat sasaran.
“Bisa dilihat, kita sekarang tinggal 59 ribu orang yang ada di DTKS. Ini piknya waktu itu 145 ribu. Kalau dilihat grafiknya itu anjlok sampai bawah. Itu hasil verifikasi dan validasi yang kita lakukan sejak 2022.”
Kokoh mengatakan bahwa kunci dari penurunan jumlah DTKS salah satunya dengan menjaga integritas. “Saya tidak membuka ruang sedikitpun, saya digedor-gedor tidak akan saya bukakan. Kalau staf saya sudah bilang itu tidak layak, ya sudah tidak saya kasih bantuan.” Katanya.
Verifikasi dan validasi yang dilakukan mulai akhir tahun 2022 hingga saat ini akhirnya membuahkan hasil di tahun 2024 Dinsos dinyatakan tidak ada temuan sama sekali.
“Perlu diketahui, tahun 2024 Dinas Sosial tidak ada temuan sama sekali. Tahun 2023 masih ada karena saya masuk tahun 2022 akhir, jadi ditahun 2023 kita perbaiki sehingga 2024 sudah tidak ada temuan.” Ungkapnya.