Jumat (10/11/2023), Dinsos mengadakan rapat sosialisasi program kewirausahaan bagi anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan calon penerima modal usaha yang bersumber dari anggaran DBHCHT tahun 2023 yang dihadiri oleh 195 anggota KUBE dan KPM yang memiliki rintisan usaha.
Kepala Dinas Sosial, Kokoh Arie Hidayat mengatakan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk memberi wawasan kepada anggota KUBE dan KPM agar bisa mengembangkan usaha rintisannya, sehingga dapat hidup mandiri dan tidak lagi menjadi penerima bantuan sosial.
“Kegiatan hari ini memberi wawasan bapak ibu, untuk nantinya bisa mengembangkan usahanya. Kami berharap bapak ibu penerima bantuan APBD nantinya bisa keluar, tidak lagi menjadi penerima bantuan.” Kata Kokoh.
Kokoh menegaskan bahwa bantuan sosial bersifat sementara, tidak bisa diterima secara terus-menerus karena fungsinya hanya memberikan pertolongan pertama agar masyarakat bisa keluar dari kemiskinan.
Kokoh juga menjelaskan bahwa bantuan sosial merupakan salah satu dari 3 upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kemiskinan.
“Untuk mengantisipasi kemiskinan itu ada 3 hal, yang pertama memang pemberian bantuan sosial. Kalau sudah bisa survive, bisa bertahan hidup, maka yang kedua adalah pemberdayaan. Kemudian yang ketiga adalah infrastruktur dasar seperti diberikan bantuan renovasi bagi rumah tidak layak huni, diberi bantuan jamban.” Jelasnya.
Maka Dinas Sosial berupaya untuk memberdayakan KPM dengan membentuk KUBE (Kelompok Usaha Bersama) serta memberikan bantuan modal usaha kepada KPM yang memiliki rintisan usaha, dengan tujuan agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan KPM sehingga nantinya tidak lagi bergantung dengan bantuan sosial.
Sosialisasi ini juga diisi oleh narasumber dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Wiwik Wuryani yang memaparkan terkait pengembangan kewirausahaan bagi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) maupun KPM bantuan sosial yang memiliki usaha.
“Intinya para penerima bansos yang selama ini sudah bertahun-tahun menerima itu akan dipersiapkan untuk tidak menjadi penerima pasif. Bapak ibu akan dipersiapkan dan diberikan ilmu untuk menjadi pelaku menolong dan meningkatkan nafkah keluarga secara aktif sebagai seorang pengusaha. Yang nantinya akan bisa mandiri, tidak hanya mandiri untuk keluarga sendiri tapi dalam kelompoknya dan juga orang lain.” Ujar Wiwik.
